Minggu, 31 Agustus 2008

Menangkan Dharma

MENANGKAN DHARMA DI SETIAP LANGKAH KEHIDUPAN
Waktu berputar terus dari detik ke detik, menit ke menit, jam ke jam, hari ke hari dan tahun ke tahun dan tidak pernah terhenti, sehingga tak terasa oleh kita waktu enam bulan begitu cepat bergulir. Setiap enam bulan kita selalu merayakan Hari Raya [[Galungan]] dan [[Kuningan]] yang merupakan perayaan kemenangan dharma melawan adharma. Berkenaan dengan tujuan hari raya tersebut, saya ingin mengajak pembaca yang budiman, terutama saudara umat Hindu untuk merenung dan bertanya sejenak kepada diri kita masing-­masing: "Apakah kita sudah dapat memenangkan dharma (kebenaran) tersebut ?” Sudah tentu jawabannya ada pada relung hati kita masing‑masing.
Kita menyadari, bahwa setiap aktivitas atau kewajiban dalam kehidupan sehari‑hari selalu memiliki sisi yang berbeda atau yang lumrah disebut "rwa bhineda"; yang tidak dapat diabaikan. Dengan kata lain, dalam perjuangan kita melaksanakan tugas atau kewajiban dalam hidup ini selalu ada perbedaan atau terjadi "perang" dalam pikiran kita. Peperangan yang terjadi adalah perang antara dharma melawan adharma. Apabila kita simak lebih dalam peperangan antara dharma melawan adharma yang terjadi pada diri kita masing‑masing, sebenarnya merupakan peperangan melawan musuh‑musuh dalam diri kita sendiri, antara lain peperangan/pengendalian melawan sad ripu, sad atatayi dan sapta temira. Dalam peperangan tersebut saya yakin setiap orang menginginkan kemenangan dalam peperangan tersebut. Sudah tentu hasil peperangan tersebut sangat ditentukan oleh kemampuan tiap‑tiap orang berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, kemampuan pengendalian dirinya serta sejauh mana latihan pengendalian diri yang dilakukannya. Setiap orang menginginkan kemenangan dharma atas adharma. Kemenangan salah satu dari kedua tersebut, akan tercermin dari cara orang itu berbicara dan perilaku yang ia tunjukkan dalam kehidupan kesehariannya.
Apabila dharma yang menang dalam peperangan tersebut, maka apapun sikap atau perilaku yang diwujudkan dan kata‑kata yang diucapkannya sudah pasti berdasarkan dharma atau kebenaran, seperti sabar, ramah, penuh welas asih dan lain-lain. Sehingga setiap ucapan dan tindakannya dapat membahagiakan dan mendamaikan orang lain dan dirinya sendiri. Demikian pula sebaliknya, apabila adharma yang menang dalam peperangan tersebut, sudah tentu ucapan dan sikap atau perilaku yang ia wujudkan tidak didasari oleh dharma atau bertentangan dengan kebenaran, misalnya, sering marah, selalu memendam rasa benci, iri hati, lobha, kekerasan dan lain sebagainya, yang sudah tentu akan dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, maka kita berusaha untuk selalu dapat memenangkan dharma atau kebenaran dalam setiap langkah kita.
Apabila kita dapat memenangkan dharma dalam setiap langkah atau aktivitas kita, sudah tentu betapa manis dan ceria serta damainya hati kita merayakan kemenangan dharma atas adharma setiap enam bulan, sehingga kita betul‑betul merayakan kemenangan dharma melawan adharma dengan penuh bahagia dan damai sesuai dengan hasil peperangan kita dalam setiap langkah dalam kehidupan sehari‑hari.
Demikian sekilas renungan, mudah‑mudahan tulisan ini dapat menyentuh hati nurani pembaca, bahwa kemenangan dharma hendaknya selalu diupayakan di setiap langkah kita, sehingga perayaan Hari Raya Galungan yang kita rayakan setiap enam bulan, betul‑betul memberi nuansa kebahagiaan dan kedamaian bagi kita semua. Saya selalu berdoa dan berharap, semoga kita dapat memenangkan dharma dalam setiap langkah kita dalam mengarungi samudera kehidupan ini.

Om, Shanti, Shanti, Shanti, Om.

Tidak ada komentar: